Perekonomian Indonesia
BAB
1
SISTEM
EKONOMI INDONESIA
Pengertian Sistem
Sistem merupakan suatu “organisasi besar” yang menjalin berbagai subjek (atau
objek) serta perangkat kelembagaan dalam suatu tatanan tertentu. Subjek atau
objek pembentuk sebuah sistem dapat berupa masyarakat, untuk suatu sistem actor,
makhluk hidup dan benda alam, untuk suatu sistem kehidupan atau sistem
lingkungan, barang atau alat, untuk suatu peralatan, data, atau kumpulan fakta,
untuk suatu sistem informasi atau bahkan kombinasi dari subjek-objek tersebut.
Keserasian hubungan
antarsubjek termasuk syarat sebuah sistem untuk mencapai tujuan tertentu.
Keserasian itulah yang dijadikan petunjuk dapat dijalankan sehingga tercapainya
tujuan yang diinginkan oleh sistemnya. Guna membentuk dan memelihara keserasian
tersebut perlu ada kaidah atau norma yang harus dipatuhi oleh subjek yang ada
dalam bekerja dan berhubungan satu sama lain. Kaidah atau norma act berupa
aturan atau peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis untuk suatu sistem
yang menjalin hubungan satu sama lain.
Sistem Ekonomi dan
Sistem Politik
Sistem ekonomi adalah
suatu sistem yang mengatur serta menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan
seperangkat kelembagaan dalam suatu tatanan kehidupan. Sebuah sistem ekonomi
terdiri atas unsure manusia sebagai subjek, barang-barang ekonomi sebagai objek
dan seperangkat kelembagaan yang mengatur dan menjalinnya dalam kegiatan
berekonomi. Perangkat kelembagaan dimaksudkan meliputi lembaga-lembaga ekonomi
formal maupun informal, cara kerja, mekanisme hubungan, acto atau peraturan
perekonomian serta kaidah atau norma lain yang dipilih atau diterima oleh
masyarakat.
Dalam perangkat
kelembagaan terdapat kebiasaan, perilaku, dan etika masyarakat yang diterapkan
dalam berbagai aktivitas yang berkenaan dengan pemanfaatan sumberdaya bagi
pemenuhan kebutuhan. Dan sebuah sistem ekonomi sesungguhnya merupakan salah
satu unsure dalam suatu suprasistem kehidupan masyarakat dan juga termasuk
bagian dari kesatuan ideology kehidupan bermayrakat di suatu Negara.
Pelaksanaan suatu sistem ekonomi tertentu disebuah Negara akan berjalan mulus
jika lingkungan kelembagaan masyarakatnya mendukung.
Benang merah hubungan
sistem ekonomi dengan sistem politik adalah, sbb :
1. Liberalisme
(liberal) dengan Komunisme (komunis), konteksnya adalah ideology politik.
2. Demokrasi
(demokratis) dengan Otokrasi (otoriter), konteksnya adalah rejim pemerintahan
(cara pemerintah).
3.
Egalitarianism (egaliter) dengan Etatisme (etatis), konteksnya adalah
penyelenggaraan kenegaraan.
4.
Desentralisme (desentralistis) dengan Sentralisme (sentralistis),
konteksnya adalah struktur birokrasi.
5. Kapitalisme
(kapitalis) dengan Sosialime (sosialis), konteksnya adalah ideology ekonomi.
6. Mekanisme
Pasar dengan Perencanaan Terpusat, konteksnya adalah pengelolaan ekonomi.
Sistem ekonomi suatu
Negara bersifat khas, sehingga dapat dibedakan dari sistem yang berlaku atau
diterapkan di Negara lain, berdasarkan beberapa sudut tinjauan, yakni :
a. Sistem
pemilikan sumber daya atau actor-faktor produksi.
b. Keleluasaan
masyarakat untuk saling berkompetisi satu sama lain dan untuk menerima imbalan
atas prestasi kerjanya.
c. Kadar
peranan pemerintah dalam mengatur, mengarahkan, dan merencanakan kehidupan
bisnis dan perekonomian pada umumnya.
Kapitalisme dan
Sosialisme
Sistem ekonomi kapitalisme
mengakui pemilikan individual atas sumber daya, sumber ekonomi atau actor-faktor
produksi dan terdapat keleluasaan bagi orang perorangan dalam memiliki
sumberdaya. Kompetisi antarindividu dalam memenuhi kebutuhan hidup, persaingan
antarbadan usaha dalam mengejar keuntungan sangat dihargai. Tidak adanya
kekangan atau batasan bagi orang perorang dalam menerima imbalan atas perstasi
kerjanya. Prinsip keadilan yang dianut “setiap orang menerima imbalan berdasarkan
prestasi kerjanya”. Campur tangan pemerintah sangat minim. Pemerintah sebagai
“pengamat” dan “pelindung” perekonomian.
Sistem ekonomi sosialisme
adalah sebaliknya. Sumber daya ekonomo atau actor produksi diklaim sebagai
milik Negara. Lebih menekankan kebersamaan masyarakat dalam menajalankan dan
memajukan perkonomian. Imbalan yang diterima pada orang perorang didasarkan
pada kebutuhan, bukan bedasarkan jasa yang dicurahkan. Prinsip keadilan yang
dianut “setiap orang menerima imbalan yang sama”. Campur tangan pemerintah
sangat tinggi. Pemerintah yang menenrukan dan merencanakan 3 persoalan pokok
ekonomi, yaitu :
- What, apa yang diproduksi?
- How, bagaimana memproduksinya
- For Whom, untuk siapa diproduksi?
Sistem ekonomi
campuran diterapkan oleh Negara berkembang atau Negara dunia ketiga. Yang
diantaranya cukup konsisten meramu resep campuran, yang berarti kadar
kapitalismenya selalu tinggi dan bobor sosialismenya senantiasa lebih besar.
Persaingan Terkendali
Dari sistem
kepemilikan sumber daya ekonomi atau actor-faktor produksi, dinyatakan bahwa
sistem ekonomi Indonesia adalah kapitalistik. Tetapi ada pula yang mengatakan
bahwa Indonesia menganut sistem ekonomi sosialis. Jadi, secara konstitusional,
sistem ekonomi Indonesia bukan kapitalis dan bukan juga sosialis. Kompetisi
untuk memperbaiki taraf kehidupan, baik antarindividu maupun antarbadan usaha,
tidak dikekang. Berkenaan dengan kompetisi antarindividu, pemerintah tidak
membatasi pilihan orang dalam memasuki bidang pendidikan/keahlian yang diminati.
Sehubungan dengan
persaingan antarbadan usaha , tidak terdapat rintangan bagi suatu perusahaan
untuk memasuki bidang usaha tertentu. Namun dalam menghindari persaingan tak
sehat dalam pasar barang tertentu sudah jenuh, pemerintah mengendalikannya
dengan membuka prioritas bidang usaha termasuk prioritas lokasi usaha.
Pengendalian yang dimaksud adalah dengan mengumumkan Daftar Negatif Investasi
(DNI). Dalam menerima imbalan atas prestasi kerja juga tidak ada kekangan.
Sangat terbuka peluang bagi setiap pekerja/pemodal untuk mendapatkan imbalan
melebihi dari sekadar kebutuhan. Pemerintah justru mengatur ketentuan upah
minimum bagi pekerja, agar memenuhi standar kebutuhan hidup minimum yang layak.
Kadar
Kapitalisme dan Sosialisme
Unsure-unsur kapitalisme dan sosialisme terkandung dalam
perngorganisasian ekonomi Indonesia. Ada 2 pendekatan untuk melihat kadar
masing-masing sistem tersebut, dengan :
- Pendekatan Faktual-Struktural yakni menelaah peranan pemerintah atau Negara dalam struktur perkonomian.
- Pendekatan Sejarah yakni dengan menelusuri bagaimana perekonomian bangsa siorganisasikan dari waktu ke waktu.
Untuk mengatur kadar
keterlibatan pemerintah dalam perekonomian dengan pendekatan
factual-struktural, digunakan Kesamaan Agregat Keynesian yang berumuskan :
Y = C + I + G + (X –
M)
Dalam mengunakan
rumus diatas dirinci menurut pengunaan atau sector pelakunya. Kesamaan ini
merupakan rumus untuk menghitung pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran.
BAB 2
SEJARAH EKONOMI INDONESIA
Masa Pra Kolonial
Sejarah Indonesia
sebelum masuknya kolonialisme asing terutama Eropa, adalah sejarah migrasi yang
memiliki karakter atau sifat utama berupa perang dan penaklukan satu suku
bangsa atau bangsa terhadap suku bangsa atau bangsa lainnya. Pada periode yang
kita kenal sebagai zaman pra sejarah, maka dapat diketemukan bahwa wilayah yang
saat ini kita sebut sebagai Indonesia, telah menjadi tujuan migrasi suku bangsa
yang berasal dari wilayah lain. 2000 atau 3000 sebelum Masehi, suku bangsa Mohn
Kmer dari daratan Tiongkok bermigrasi di Indonesia karena terdesaknya posisi
mereka akibat berkecamuknya perang antar suku.
Kedatangan mereka
dalam rangka mendapatkan wilayah baru, dan hal tersebut berarti mereka harus
menaklukan suku bangsa lain yang telah berdiam lebih dulu di Indonesia. Karena
mereka memiliki tingkat kebudayaan yang lebih tinggi berupa alat kerja dan
perkakas produksi serta perang yang lebih maju, maka upaya penaklukan berjalan
dengan lancar. Selain menguasai wilayah baru, mereka juga menjadikan suku
bangsa yang dikalahkanya sebagai budak. Pada perkembangannya, bangsa-bangsa
lain yang lebih maju peradabannya, datang ke Indonesia, mula-mula sebagai
tempat persinggahan dalam perjalanan dagang mereka, dan kemudian berkembang
menjadi upaya yang lebih terorganisasi untuk penguasaan wilayah, hasil bumi
maupun jalur perdagangan. Seperti misalnya kedatangan suku bangsa Dravida dari
daratan India -yang sedang mengalami puncak kejayaan masa perbudakan di negeri
asalnya- , berhasil mendirikan kekuasaan di beberapa tempat seperti Sumatra dan
Kalimantan.
Mereka
memperkenalkan pengorganisasian kekuasaan dan politik secara lebih terpusat
dalam bentuk berdirinya kerajaan kerajaan Hindu dan Budha. Berdirinya
kerajaan-kerajaan tersebut juga menandai zaman keemasan dari masa kepemilikan
budak di Nusantara yang puncaknya terjadi pada periode kekuasaan kerajaan
Majapahit. Seiring dengan perkembangan perdagangan, maka juga terjadi emigrasi
dari para saudagar dan pedagang dari daratan Arab yang kemudian mendirikan
kerajaan-kerajaan Islam baru di daerah pesisir pantai untuk melakukan
penguasaan atas bandar-bandar perdagangan. Berdirinya kerajaan Islam telah
mendesak kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha ke daerah pedalaman, dan mulai
memperkenalkan sistem bercocok tanam atau pertanian yang lebih maju dari
sebelumnya berupa pembangunan irigasi dan perbaikan teknik pertanian, menandai
mulai berkembangnya zaman feudalisme. Pendatang dari Cina juga banyak
berdatangan terutama dengan maksud mengembangkan perdagangan seperti misalnya
ekspedisi kapal dagang Cina di bawah pimpinan Laksamana Ceng Hong yang mendarat
di Semarang. Pada masa ini juga sudah berlangsung migrasi orang-orang Jawa ke
semenanjung Malaya yang singgah di Malaysia dan Singapura untuk bekerja
sementara waktu guna mengumpulkan uang agar bisa melanjutkan perjalanan ke
Mekah dalam rangka ziarah agama. Demikian juga orang-orang di pulau Sangir
Talaud yang bermigrasi ke Mindano (Pilipina Selatan) karena letaknya yang
sangat dekat secara geografis.
Dari
catatan sejarah yang sangat ringkas tersebut, maka kita dapat menemukan
beberapa ciri dari gerakan migrasi awal yang berlangsung di masa-masa tersebut.
Pertama, wilayah Nusantara menjadi tujuan migrasi besar-besaran dari berbagai
suku bangsa lain di luar wilayah nusantara. Sekalipun pada saat itu belum
dikenal batas-batas negara, tetapi sudah terdapat migrasi yang bersifat
internasional mengingat suku-suku bangsa pendatang berasal dari daerah yang
sangat jauh letaknya. Kedua, motif atau alasan terjadinya migrasi pertama-tama
adalah ekonomi (pencarian wilayah baru untuk tinggal dan hidup, penguasaan
sumber-sumber ekonomi dan jalur perdagangan) dan realisasi hal tersebut
menuntut adanya kekuasaan politik dan penyebaran kebudayaan pendukung. Ketiga,
proses migrasi tersebut ditandai dengan berlangsungnya perang dan penaklukan,
cara-cara yang paling vulgar dalam sejarah umat manusia. Keempat, migrasi juga
telah mendorong perkembangan sistem yang lebih maju dari masa sebelumnya
seperti pengenalan organisasi kekuasaan yang menjadi cikal bakal negara (state)
dan juga sistem pertanian.
Monopoli
VOC
Dengan
berbagai cara VOC berusaha menguasai kerajaan-kerajaan di Indonesia serta
pelabuhan-pelabuhan penting. Kecuali itu, juga berusaha memaksakan monopoli
perdagangan rempah-rempah. Bagaimana VOC menjalankan usahanya tersebut?
Pertama-tama berusaha menguasai salah satu pelabuhan penting, yang akan
dijadikan pusat VOC. Untuk keperluan tersebut ia mengincar kota Jayakarta.
Ketika itu Jayakarta di bawah kekuasaan Kerajaan Islam Banten. Sultan Banten
mengangkat Pangeran Wijayakrama sebagai adipati di Jayakarta. Mula-mula VOC
mendapat izin dari Pangeran Wijayakrama untuk mendirikan kantor dagang di
Jayakarta. Tetapi ketika gubernur jenderal dijabat oleh J.P. Coen, Pangeran
Wijayakrama diserangnya. Kota Jayakarta direbut dan dibakar. Kemudian di atas
reruntuhan kota Jayakarta, J.P. Coen membangun sebuah kota baru. Kota baru itu
diberinya nama Batavia. Peristiwa tersebut pada tahun 1619. Kota Batavia itulah
yang kemudian menjadi pusat VOC. Setelah memiliki sebuah kota sebagai pusatnya,
maka kedudukan VOC makin kuat. Usaha untuk menguasai kerajaan-kerajaan dan
pelabuhan-pelabuhan penting ditingkatkan. Cara melakukannya dengan
politik dividi et impera atau politik mengadu domba. Mengadu
dombakan sesama bangsa Indonesia atau antara satu kerajaan dengan kerajaan
lain. Tujuannya agar kerajaan-kerajaan di Indonesia menjadi lemah, sehingga
mudah dikuasainya. VOC juga sering ikut campur tangan dalam urusan pemerintahan
kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah, ia memaksakan monopoli, terutama di
Maluku. Dalam usahanya melaksanakan monopoli, VOC menetapkan beberapa
peraturan, yaitu sebagai berikut :
1.
Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah selain kepada VOC.
2.
Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC.
3.
Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan oleh VOC.
Agar
pelaksanaan monopoli tersebut benar-benar ditaati oleh rakyat, VOC
mengadakan Pelayaran Hongi. Pelayaran Hongi ialah patroli dengan
perahu kora-kora, yang dilengkapi dengan senjata, untuk mengawasi pelaksanaan
monopoli di Maluku. Bila terjadi pelanggaran terhadap peraturan tersebut di
atas, maka pelanggarnya dijatuhi hukuman. Hukuman terhadap para pelanggar
peraturan monopoli disebut ekstirpasi. Hukuman itu berupa
pembinasaan tanaman rempah-rempah milik petani yang melanggar monopoli, dan
pemiliknya disiksa atau bisa-bisa dibunuh. Bukan main kejamnya tindakan VOC
waktu itu. Akibatnya penderitaan rakyat memuncak. Puluhan ribu batang tanaman
pala dan cengkih dibinasakan. Ribuan rakyat disiksa, dibunuh atau dijadikan
budak. Ribuan pula rakyat yang melarikan diri meninggalkan kampung halamannya,
karena ngeri melihat kekejaman Belanda. Tidak sedikit yang meninggal di hutan
atau gunung karena kelaparan. Tanah milik rakyat yang ditinggalkan, oleh VOC
dibagi-bagikan kepada pegawainya. Karena kekejaman tersebut maka timbulah
perlawanan di berbagai daerah.
Sistem
Tanam Paksa
Peristiwa
naiknya Gubernur Jenderal van den Bosch pada tanggal 16 Januari 1830 menggantikan
Gubernur Jenderal van der Capellen menandai kebangkitan kekuasaan kaum
konservatif di Parlemen Belanda. Pada pemerintahan baru ini, van den Bosch
menerapkan aturan yang disebut dengan Cultuurstelsel (Cultivation System) yang
berarti sistem tanam paksa yang mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian
tanahnya untuk ditanami tanaman komoditi ekspor. Hal ini dilakukan dengan
tujuan memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dalam waktu yang relatif
singkat. Sistem tanam paksa ini merupakan era paling eksploitatif dalam
pemerintahan Hindia Belanda dimana sistem ini lebih keras dan kejam karena
dalam prakteknya banyak sekali penyimpangan yang justru dilakukan oleh penguasa
lokal akibat adanya Cultuur Procenten.
Sistem Tanam Paksa yang memaksa rakyat menanam tanaman tertentu sekaligus
menjualnya dengan herga yang ditetapkan pemerintah Belanda ternyata menjadi
aset penting karena mampu mencukupi dan menciptakan kemakmuran negeri Belanda,
bahkan Bosch mendapat gelar Graaf dari pemerintahannya atas keberhasilannya di
tahun 1839. Namun disisi lain hal ini mengakibatkan rakyat banyak yang
menderita dan sengsara. Akhirnya pemerintah Belanda bereaksi dengan munculnya
pertentangan antara golongan liberal dan humanis dan di tahun 1870 secara resmi
sistem tanam paksa dihapus dengan munculnya Undang-Undang Land Reform
(Agraria). Walaupun pada dasarnya sistem tanam paksa sangat menyengsarakan
rakyat, ternyata memiliki hal positif diantaranya terbukanya lapangan
pekerjaan, mengenal tanaman baru dan teknik penanamannya.
Sistem
Ekonomi Kapitalis Liberal
Sistem
liberal kapitalis adalah sistem dimana warga negara diberi kebebasan untuk
menetukan kegiatan ekonominya sesuai keahlian yang dimiliki orang tersebut dan
dikembangkan secara bebas dengan sumber daya yang ada.
Ciri
- ciri :
a. Masyarakat
diberi kebebasan.
Maksud : Setiap apa yang dilakukan oleh masyarakat tidak
dibatasi oleh pemerintah.
b. Pemerintah tidak ikut campur tangan.
Maksud : Sesuatu yang dilakukan oleh masyarakat
pemerintah tidak peduli/ikut campur tangan.
c. Masyarakat terbagi menjadi dua golongan.
Maksud : Masyarakat umum terbagi menjadi golongan
penguasa dan golongan rakyat kecil/miskin.
d. Timbul persaingan dalam masyarakat.
Maksud : Masyarakat saling bersaing dalam kegiatan
ekonomi.
e. Pasar merupakan dasar setiap tindakan ekonomi.
Maksud : Apa yang dilakuakn di pasar merupakan suatu
tindakan ekonomi.
f. Biasanya barang-barang produksi yang dihasilkan bermutu
tinggi.
Maksud : Kegiatan ekonomi yang dilakuakan untuk
mewujudkan sesuatu barang yang berkualitas tinggi.
Contoh
sistem ekonomi kapitalis :
Kepemilikan
licensy oleh perorangan karena keahliannya,contoh:
1. 1. Kepemilikan licency rangka dan
aerodinamika pesawat terbang oleh Prof Dr.Ing. Bj Habibie.
2.
Kepemilikan Licency Microsoft Office oleh perusahaan Bill Gates.
Keuntungan :
1) Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat.
Maksud : Semangat untuk menunjukkan inisiatif dan kreasi
mereka
2) Setiap individu bebas memiliki untuk
sumber-sumber daya produksi.
Maksud : Semua individu bebas sebebas-bebasnya memiliki
sumber daya produksi
3) Timbul persaingan semangat untuk maju.
Maksud : Persaingan –persaingan yang timbul membuat
semangat untuk maju
4) Menghasilkan barang-barang
bermutu tinggi.
Maksud : Barang-barang yang dihasilkan bermutu tinggi
5) Efisiensi dan efektifitas tinggi.
Maksud : Efisiensi yang dimiliki dan efektifitas yang
tinggi sangat perlu
Kelemahan
:
1) Terjadinya persaingan bebas yang tidak sehat.
Maksud
: Menjatuhkan pesaingnya dengan curang yang tidak semestinya.
2)
Masyarakat yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
Maksud : Orang yang mendapat pekerjaan semakin kaya dan
orang yang tidak mendapat pekerjaan menjadi semakin miskin.
3) Banyak terjadinya monopoli masyarakat.
Maksud : Masyarakat banyak melakukan monopoli perdagangan
sebab mereka tidak diatur oleh pemerintah.
4) Banyak terjadinya gejolak dalam perekonomian
kesalahan alokasi sumber daya oleh individu.
5) Pemerataan pendapatan sulit dilakukan.
Maksud : Pemerataan pendapatan yang dimiliki sangat sulit
Masa
pendudukan Jepang
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor.
Seperti ini lah sistem sosialis ala bala tentara Dai Nippon. Segala hal diatur oleh pusat guna mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.
Pemerintah militer Jepang menerapkan suatu kebijakan pengerahan sumber daya ekonomi mendukung gerak maju pasukan Jepang dalam perang Pasifik. Sebagai akibatnya, terjadi perombakan besar-besaran dalam struktur ekonomi masyarakat. Kesejahteraan rakyat merosot tajam dan terjadi bencana kekurangan pangan, karena produksi bahan makanan untuk memasok pasukan militer dan produksi minyak jarak untuk pelumas pesawat tempur menempati prioritas utama. Impor dan ekspor macet, sehingga terjadi kelangkaan tekstil yang sebelumnya didapat dengan jalan impor.
Seperti ini lah sistem sosialis ala bala tentara Dai Nippon. Segala hal diatur oleh pusat guna mencapai kesejahteraan bersama yang diharapkan akan tercapai seusai memenangkan perang Pasifik.
Cita - Cita Ekonomi
Merdeka
Pembangunan
ekonomi indonesia seudah kemerdekaan, haruslah didasarkan pada cita-cita awal
kemerdekaan. Sudah tentu nantinya industrialisasi memegang peranan dalam
membawa perubahan masyarakat pada tingkatan yang lebih tinggi dan lebih teratur
dengan menggunakan hasil teknik modern.
Menurut Muh. Hatta, ada tiga soal yang berkaitan dengan
pembangunan perekonomian Indonesia yang harus dihadapi yaitu:
- Soal ideologi: bagaimanamengadakan susunan ekonomi yangs esuai dengan cita-cita tolong menolong.
- Soal praktik: politik perekonomian apa yang praktis dan perlu dijalankan dengan segera di masa yang akan datang.
- Soal koordinasi: bagaimana mengatur pembangunan perekonomian Indonesia supaya pembangunan itu sejalan dan berhubungan dengan pembangunan di seluruh dunia.
Dalam
pada itu, sistem ekonomi Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam pasal 33 UUD
1945, jelas menolak sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme dan etatisme. Selama
masa kolonialisme (350 tahun) susunan perekonomian Indonesia telah hancur oleh
penerapan sistem ekonomi liberalisme-kapitalisme Belanda. Masyarakat Indonesia
mengalami depresi mental yang sangat parah dan secara ekonomi sangat lemah.
Untuk bangkit dari rasa rendah diri, kesulitan, dan ketakutan, maka pemerintah
mempunyai tanggung jawab besar dalam mengangkat moral dan semangat rakyat agar
mampu melaksanakan pembangunan. Hal itu hanya dapat dilakukan melalui perubahan
sistem dan struktur ekonomi yang kapitalistik-liberalistik (dualistik) menjadi
sistem ekonomi yang demokratis (kekeluargaan). Hal ini sangat jauh berbeda
dengan sistem sosial kemasyarakatn negara-negara barat yang individualistik.
Pilihan
strategi pembangunan yang mengandalkan pertumbuhan ekonomi daripada pemerataan
telah dijalankan selama masa PJP (pembangunan jangka panjang) I. beberapa
perusahaan besar yang beroperasi di Indoensia menjadi penyumbang keberhasilan
itu. Namun, semua perusahaan yang memberikan kontribusi pada ekonomi Indoensia
masih didominasi oleh perusahaan perusahaan multi nasional (Multi National
Corporation/ MNC). Hal ini mengundang keprihatinan dan mempertanyakan
keberhasilan pembangunan dengan model pertumbuhan ekonomi Indonesia selama ini.
Kesenjangan
ekonomi merupakan fenomena yang menonjol selama masa PJP I. angka kemiskinan
masyarakat Indonesia memang mengalami penurunan. Akan tetapi tingkat kemiskinan
dan kualitas hidup dan kehidupan masyarakat semakin merosot jauh. Praktik
perekonomian yang dijalankan selama lebih dari 50 tahun kemerdekaan ternyata
masih menimbulkan berbagai persoalan.
Persoalan
yang menjadi pusat perhatian banyak pengamat dan kalangan bisnis adalah
kesenjangan yang terjadi di berbagai sektor. Kesenjangan dalam penguasaan skala
bisnis terjadi antara sektor formal dan informal, kecil dan besar. Di satu
pihak, terdapat fenomena konglomerasi yang menguasai sektor bisnis dan
memberikan kontribusi terbesar PNB Indonesia. Namun di pihak lain, terdapat
kesenjangan penguasaan akses ekonomi dan bisnis bagi sektor bisnis menengah, kecil,
dan koperasi.
Sejak
tahun 1993, Indoensia mulai mengubah paradigma pembangunan dengan lebih
menekankan peningkatan kualitas sumberdaya manusia. Hal ini diakibatkan masih
besarnya jumlah rakyat Indonesia yang miskin. Setelah berjalan selama empat
puluh tahun, pemerintahan berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin menjadi
sekitar 22,5 juta orang pada tahun 1997 atau sekitar 11,3 % dari jumlah
penduduk Indonesia.
Yang
menjadi pertanyaan adalah apakah sistem dan model pembangunan ekonomi dan
bisnis selama ini telah sesuai dengan kehendak dan cita-cita bersama.
Dan
dengan cara bagaimana perkembangan bisnis yang terjadi saat ini mampu
menyelesaikan persoalan persoalan sosial ekonomi dalam masyarakat. Tanpa
memperhatikan persoalan sistem dan model hubungan bisnis yang dijalankan, maka
peningkatan kualitas sumberdaya manusia menjadi tidak relevan dalam menghadapi
pasar global.
Perekonomian
Indonesia Pada Masa Orde Lama
Pada masa awal kemerdekaan perekonomian Indonesia amatlah buruk antara lain disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena pada saat itu indonesia menggunakan 4 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat hargapenyebab lain adalah adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI, kosongnya kas negara akibat penjajahan, eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Baru
Setelah jatuhnya masa pemerintahan presiden Soekarno dan digantikan oleh presiden Soeharto,banyak rencana untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maja dan mampu bersaing dengan negara lain. Pada masa ini perbaikan di bidang ekonomi dan politik adalah prioritas utama. Program pemerintahan saat itu berorientasi pada usaha mengontrol laju inflasai yang menjadi warisan dari pemerintahan sebelumnya,penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun).
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah.
Pada awal pemerintahannya usaha – usaha yang dilakukan sangat berhasil untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Namun dibalik itu dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil. Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Reformasi
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
Pada masa awal kemerdekaan perekonomian Indonesia amatlah buruk antara lain disebabkan oleh inflasi yang sangat tinggi karena pada saat itu indonesia menggunakan 4 mata uang, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Kemudian pada tanggal 6 Maret 1946, Panglima AFNEI (Allied Forces for Netherlands East Indies/pasukan sekutu) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang dikuasai sekutu. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat hargapenyebab lain adalah adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI, kosongnya kas negara akibat penjajahan, eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Baru
Setelah jatuhnya masa pemerintahan presiden Soekarno dan digantikan oleh presiden Soeharto,banyak rencana untuk membangun Indonesia menjadi negara yang lebih maja dan mampu bersaing dengan negara lain. Pada masa ini perbaikan di bidang ekonomi dan politik adalah prioritas utama. Program pemerintahan saat itu berorientasi pada usaha mengontrol laju inflasai yang menjadi warisan dari pemerintahan sebelumnya,penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Pengendalian inflasi mutlak dibutuhkan, karena pada awal 1966 tingkat inflasi kurang lebih 650 % per tahun.
Setelah melihat pengalaman masa lalu, dimana dalam sistem ekonomi liberal ternyata pengusaha pribumi kalah bersaing dengan pengusaha nonpribumi dan sistem etatisme tidak memperbaiki keadaan, maka dipilihlah sistem ekonomi campuran dalam kerangka sistem ekonomi demokrasi pancasila. Ini merupakan praktek dari salahsatu teori Keynes tentang campur tangan pemerintah dalam perekonomian secara terbatas. Jadi, dalam kondisi-kondisi dan masalah-masalah tertentu, pasar tidak dibiarkan menentukan sendiri. Misalnya dalam penentuan UMR dan perluasan kesempatan kerja. Ini adalah awal era Keynes di Indonesia. Kebijakan-kebijakan pemerintah mulai berkiblat pada teori-teori Keynesian.
Kebijakan ekonominya diarahkan pada pembangunan di segala bidang, tercermin dalam 8 jalur pemerataan : kebutuhan pokok, pendidikan dan kesehatan, pembagian pendapatan, kesempatan kerja, kesempatan berusaha, partisipasi wanita dan generasi muda, penyebaran pembangunan, dan peradilan. Semua itu dilakukan dengan pelaksanaan pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) secara periodik lima tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan lima tahun).
Hasilnya, pada tahun 1984 Indonesia berhasil swasembada beras, penurunan angka kemiskinan, perbaikan indikator kesejahteraan rakyat seperti angka partisipasi pendidikan dan penurunan angka kematian bayi, dan industrialisasi yang meningkat pesat. Pemerintah juga berhasil menggalakkan preventive checks untuk menekan jumlah kelahiran lewat KB dan pengaturan usia minimum orang yang akan menikah.
Pada awal pemerintahannya usaha – usaha yang dilakukan sangat berhasil untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.Namun dibalik itu dampak negatifnya adalah kerusakan serta pencemaran lingkungan hidup dan sumber-sumber daya alam, perbedaan ekonomi antar daerah, antar golongan pekerjaan dan antar kelompok dalam masyarakat terasa semakin tajam, serta penumpukan utang luar negeri. Disamping itu, pembangunan menimbulkan konglomerasi dan bisnis yang sarat korupsi, kolusi dan nepotisme. Pembangunan hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi tanpa diimbangi kehidupan politik, ekonomi, dan sosial yang adil. Sehingga meskipun berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tapi secara fundamental pembangunan nasional sangat rapuh. Akibatnya, ketika terjadi krisis yang merupakan imbas dari ekonomi global, Indonesia merasakan dampak yang paling buruk. Harga-harga meningkat secara drastis, nilai tukar rupiah melemah dengan cepat, dan menimbulkan berbagai kekacauan di segala bidang, terutama ekonomi.
Perekonomian Indonesia Pada Masa Orde Reformasi
Pemerintahan presiden BJ.Habibie yang mengawali masa reformasi belum melakukan manuver-manuver yang cukup tajam dalam bidang ekonomi. Kebijakan-kebijakannya diutamakan untuk mengendalikan stabilitas politik. Pada masa kepemimpinan presiden Abdurrahman Wahid pun, belum ada tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan. Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme), pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan mempertahankan kurs rupiah. Malah presiden terlibat skandal Bruneigate yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Akibatnya, kedudukannya digantikan oleh presiden Megawati.
BAB 3
PENGELOLAAN SUMBER DAYA DI INDONESIA
Pengelolaan
Sumber Daya Alam di Indonesia
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak diekspliotasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas, minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatanya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah.
Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam hayati atau nonhayati yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan perkembangan ekonomi di negara-negara tersebut.
Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak diekspliotasi berlebihan. Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam, penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan. SDA tak dapat diperbaharui adalah SDA yang jumlahnya terbatas karena penggunaanya lebih cepat daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan habis. Minyak bumi, emas, besi, dan berbagai bahan tambang lainnya pada umumnya memerlukan waktu dan proses yang sangat panjang untuk kembali terbentuk sehingga jumlahnya sangat terbatas, minyak bumi dan gas alam pada umumnya berasal dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan yang hidup jutaan tahun lalu, terutama dibentuk dan berasal dari lingkungan perairan. Perubahan tekanan dan suhu panas selama jutaaan tahun ini kemudian mengubah materi dan senyawa organik tersebut menjadi berbagai jenis bahan tambang tersebut.
Kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan semua makhluk hidup yang meliputi ketersediaan sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan tersedianya cukup ruang untuk hidup pada tingkat kestabilan sosial tertentu disebut daya dukung lingkungan. Keberadaan sumber daya alam di bumi tidak tersebar merata sehingga daya dukung lingkungan pada setiap daerah akan berbeda-beda. Oleh karena itu, pemanfaatanya harus dijaga agar terus berkesinambungan dan tindakan eksploitasi harus dihindari. Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup harus dilakukan dengan cara yang rasional antara lain sebagai berikut:
1. Memanfaatkan sumber daya alam yang dapat diperbaharui dengan hati-hati dan efisien, misalnya: air, tanah, dan udara.
2. Menggunakan bahan pengganti, misalnya hasil metalurgi (campuran).
3. Mengembangkan metode penambangan dan pemrosesan yang lebih efisien serta dapat didaur ulang.
4. Melaksanakan etika lingkungan dengan menjaga kelestarian alam.
kebijakan
sumber daya alam
Kebijakan pengelolan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup di Indonesia masih jauh dari amanat konstitusi yaitu
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sistem ekonomi-politik
neoliberal kapitalistik yang diakomodasi oleh pemerintah melalui berbagai
kebijakannya telah menempatkan sumberdaya alam hanya sebatas komoditi yang
diorientasikan untuk memenuhi kepentingan pasar. Kebijakan ini telah
mendorong eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, ketimpangan penguasaan
akses dan kontrol, ketidakadilan dan bahkan lebih jauh
telah menyebabkan kerusakan pada air, tanah dan udara yang berakibat
pada bencana ekologis dan tersingkirnya rakyat dari sumber-sumber
kehidupan mereka.
Diperlukan tindakan sistematis untuk memulihkan dan melindungi kondisi
ekologis, sosial, ekonomi, politik dan budaya dengan menjamin akses dan kontrol
rakyat atas sumber-sumber kehidupan yang adil dan lestari.
Dominasi
SDA di indonesia
Dominasi asing
merupakan permasalahan penting di bidang energi negara. Penguasaan asing atas
sumber daya alam telah banyak menimbulkan persoalan, tidak hanya bidang energi
tapi juga merambah kepada kehidupan ekonomi, sosial budaya dan lingkungan
hidup.
“Campur tangan
intervensi asing terhadap kenaikan harga BBM cenderung terasa. Kenaikan harga
BBM disebabkan kegagalan pemerintah dalam menerapkan kebijakan energi nasional
yang selalu di intervensi oleh kekuatan asing yang ingin mengontrol energi di
seluruh dunia,” ujar Direktur SMC Syahganda Nainggolan saat diskusi bertema
‘Dampak Kenaikan BBM dan Upaya Kemandirian Energi’ yang diselenggarakan Kaukus
Muda Indonesia (KMI) di Galeri Cafe TIM, Selasa (25/6).
Lebih lanjut, Ia
menyatakan bahwa Indonesia tidak akan mencapai kemandirian energi selama masih
ada intervensi asing dalam setiap kebijakan yang dibuat pemerintah. Selain itu,
kata dia, banyaknya mafia migas yang ingin mencari keuntungan pribadi membuat
indonesia tidak bisa optimal dalam memanfaatkan energi yang ada untuk mememuhi
kebutuhan nasional.
“Hal ini masih bisa
di antisipasi apabila dilakukan perbaikan di sektor hulu. Bangsa Indonesia saat
ini terasa tidak mandiri lagi. Banyak tekanan dan intervensi asing yang sudah
merajalela merugikan kehidupan,” ungkap dia.
Selain kenaikan
harga BBM, lanjut Syahganda, kegagalan lain pemerintah yakni adanya pemberian
kompensasi berupa Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) kepada
masyarakat. Menurutnya, kegagalan itu terlihat dari cara koordinasi pemerintah
pusat dengan pemda lokal yang kurang setuju dengan pemberian BLSM.
“Terbukti sejumlah
Kepala Desa (Kades) menolak menyalurkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat
(BLSM). Mereka menganggap pemberian BLSM oleh pemerintah pusat, tidak bisa
memberikan solusi atas kondisi kemiskinan masyarakat saat ini. Pemberian BLSM
hanya sebagai upaya politisasi kepentingan pihak tertentu,” pungkasnya. (308)
BAB 4
Produk domestik bruto,pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi
produk domestik
bruto
Produk Domestik
Bruto adalah disingkat (PDB) yaitu jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan
jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga
berlaku menggambarkan
nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada
setiap tahun, sedangkan PDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah
barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu
tahun tertentu sebagai dasar. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan
untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan digunakan
untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
pertumbuhan dan
perubahan ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus
dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu
indikator keberhasilan pembangunan[1].
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama atau
suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan
kesejahteraan. Karena jumlah penduduk bertambah setiap tahun yang dengan
sendirinya kebutuhan konsumsi sehari-hari juga bertambah setiap tahun, maka
dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun.
Pertumbuhan ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan
agregat (AD) dan pertumbuhan penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan
AD di dalam ekonomi bisa terjadi karena ON, yang terdiri atas permintaan
masyarakat (konsumen), perusahaan dan pemerintah meningkat.[2]
Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan
lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata.
Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan social[3]
Perubahan Struktur Ekonomi Indonesia
Struktur perekonomian adalah komposisi peranan masing-masing sektor dalam
perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun pembagian sektoral ke dalam
sektor primer, sekunder dan tersier. [4]
Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan
struktur ekonomi antara lain :
1. Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan
2. Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah
dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi.
3. Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai
kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya.
4. Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan
pengembangan sektor dan komoditi unggulan
5. Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran
aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi.
6. Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan
investasi secara terus-menerus
7. Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam
wilayah daerah
8. Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui
ekspor-impor
pertumbuhan ekonomi selama orde baru hingga saat ini
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Sejak Orde Baru Hingga Pasca
Krisis
Melihat kondisi pembangunan
ekonomi Indonesia selama pemerintahan orde baru (sebelum krisis 1997) dapat
dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang
spektakuler, paling tidak pada tingkat makro. Dua di antaranya yang umum
digunakan adalah tingkat PN per kapita dan laju pertumbuhan PDB per tahun.
Resensi
ekonomi dunia yang terutama disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan PDB atau
PN di NM, yang secara bersama mendominasi perdagangan dunia, mengakibatkan
lemahnya permintaan dunia terhadap barang-barang ekspor dari Indonesia, yang
selanjutnya dapat menyebabkan defisit saldo neraca perdagangan.
Pada
awalnya, salah satu faktor penting yang menyebabkan merosotnya kegiatan
invertasi di dalam negeri selama masa krisis, seperti juga di negara-negara
Asia lain yang terkena krisis (Korea Selatan dan Thailand), adalah karena
kerugian besar yang di alami oleh banyak perusahaan swata akibat depresiasi
rupiah yang besar, sementara uang luar negerinya dalam mata uang dolas AS tidak
dilindungi (hedging) sebelumnya dengan kurs tertentu di pasar berjangka waktu
ke depan (forward).
faktor-faktor penentu prospek pertumbuhan ekonomi di indonesia
Faktor
Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Country
|
2002
|
2003
|
2004
|
2005
|
2006
|
2007*
|
2008*
|
Cambodia
|
6.2
|
8.6
|
10.0
|
13.4
|
10.4
|
9.5
|
9.0
|
China
|
9.1
|
10.0
|
10.1
|
10.4
|
10.7
|
10.0
|
9.8
|
Hong
Kong
|
1.8
|
3.2
|
8.6
|
7.5
|
6.8
|
5.4
|
5.2
|
India
|
3.8
|
8.5
|
7.5
|
9.0
|
9.2
|
8.0
|
8.3
|
Indonesia
|
4.5
|
4.8
|
5.0
|
5.7
|
5.5
|
6.0
|
6.3
|
Japan
|
0.3
|
1.4
|
2.7
|
1.9
|
2.2
|
-
|
-
|
Korea
|
7.0
|
3.1
|
4.7
|
4.0
|
5.0
|
4.5
|
4.8
|
Laos
|
5.9
|
6.1
|
6.4
|
7.0
|
7.3
|
6.8
|
6.5
|
Malaysia
|
4.4
|
5.5
|
7.2
|
5.2
|
5.9
|
5.4
|
5.7
|
Philippines
|
4.4
|
4.9
|
6.2
|
5.0
|
5.4
|
5.4
|
5.7
|
Singapore
|
4.2
|
3.1
|
8.8
|
6.6
|
7.9
|
6.0
|
5.5
|
Thailand
|
5.3
|
7.1
|
6.3
|
4.5
|
5.0
|
4.0
|
5.0
|
Vietnam
|
7.1
|
7.3
|
7.8
|
8.4
|
8.2
|
8.3
|
8.5
|
*Forecasted for 2007-2008
Faktor
penentu pertumbuhan ekonomi:
a) Faktor internal yang mencakup factor
ekonomi dan non ekonomi (politik, social dan keamanan).
Faktor
ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang
Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha.
b) Faktor eksternal adalah
faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan
ekonomi dunia.
Ekspor
Produk Dunia per Wilayah , 1948, 1953, 1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 2007
1948
|
1953
|
1963
|
1973
|
1983
|
1993
|
2003
|
2007
|
|
VOLUE
(Billion dollars)
|
||||||||
World
|
59
|
84
|
157
|
579
|
1838
|
3675
|
7375
|
13619
|
SHARE (percentage)
|
||||||||
World
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
100
|
North
America
|
28.1
|
24.8
|
19.9
|
17.3
|
16.8
|
18
|
15.8
|
13.6
|
South
and Central America
|
11.3
|
9.7
|
6.4
|
4.3
|
4.4
|
3
|
3
|
3.7
|
Europe
|
35.1
|
39.4
|
47.8
|
50.9
|
43.5
|
45.4
|
45.9
|
42.4
|
Africa
|
7.3
|
6.5
|
5.7
|
4.8
|
4.5
|
2.5
|
2.4
|
3.1
|
Middle
East
|
2
|
2.7
|
3.2
|
4.1
|
6.8
|
3.5
|
4.1
|
5.6
|
Asia
|
14
|
13.4
|
12.5
|
14.9
|
19.1
|
26.1
|
26.2
|
27.9
|
USSR,
Former
|
2.2
|
3.5
|
4.6
|
3.7
|
5
|
-
|
-
|
-
|
perubahan struktur ekonomi
Perubahan
Struktur Ekonomi
Pembangunan
ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju
industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing
return to scale.
Semakin
cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin
cepat perubahan struktur ekonomi.
Perubahan
struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang
saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan
aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Teori
perubahan struktur ekonomi:
a.
Teori
Arthur Lewis (Teori migrasi)
Teori
ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian
sebagai sector utama) dan perkotaaan (perekonomian modern dengan industry
sebagai sector utama).
Di
pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, sehingga kelebihan supply
TK dan tingkat hidup yang subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan
nol dengan upah yang rendah. Produk marjinal = 0 berarti fungsi produksi
sector pertanian telah optimal.
Jika
jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun.
Dengan
mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak
merubah jumlah outputnya.
Diperkotaan,
sector industry kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan
nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum
mencapai titik optimal, sehingga upahnya juga tinggi.
Perbedaan
upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK
meningkat dan akhirnya pendapatan Negara meningkat.
Pendapatan
yang meningkat meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam
jangka panjang pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan
jasa meningkat yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi
produk non pertanian.
b.
Teori Arthur
Lewis (Teori transformasi structural/pattern of development)
Teori
ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di LDCs yang mengalami
transformasi dari pertanian tradisional ke sector industry sebagai penggerak
utama pertumbuhan. Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan
perkapita merubah:
· Pola
konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa
· Akumulasi
capital secara fisik dan SDM
· Perkambangan
kota dan industry
· Penurunan
laju pertumbuhan penduduk
· Ukuran
keluarga yang kecil
· Sector
ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industry
Chenery
menyatakan bahwa proses transformasi structural dapat dipercepat jika
pergeseran pola permintaan domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat
dengan ekspor.
Yi =
Di + (Xi-Mi) + ij
Dimana Yi= output bruto industry
manufaktur
Di= permintaan domestic untuk konsumsi
X-M = perdagangan neto (ekspor-impor)
Yij= penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input
Kenaikan
produksi sektor manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor:
a.
Kenaikan
permintaan domestic
b.
Peningkatan
ekspor
c.
Substitusi
impor
d.
Perubahan
teknologi
Kelompok
LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang
berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara:
a.
Kondisi
dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industry dasar atau tidak)
b.
Besar
pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk)
c.
Pola
distribusi pendapatan (merata atau tidak)
d.
Karakteristik
industrialisasi (strategi pembangunan industry apakah ada industry yang
diunggulkan)
e.
Keberadaan
SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA)
f.
Kebijakan
perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN atau terbuka/promosi
ekspor).
SOAL
1.
Suatu sistem yang mengatur serta
menjalin hubungan ekonomi antarmanusia dengan seperangkat kelembagaan dalam
suatu tatanan kehidupan, adalah pengertian dari….
a. Sistem Ekonomi
b.
Sitem Politik
c.
Sistem
d.
Liberalisme
2.
Konteks penyelenggaran kenegaraan, termasuk
dalam konteks benang merah….
a.
Liberalisme
b.
Demokrasi
c.
Desentralisme
d. Egalitarianism
3.
Sistem ekonomi yang mengakui pemilikan
individual atas sumber daya, sumber ekonomi, atau factor-faktor produksi dan
terdapat keluasan bagi orang perorangan dalam memiliki sumber daya, merupakan
pengertian dari….
a.
Sistem Ekonomi Sosialisme
b. Sistem Ekonomi Kapitalisme
c.
Sistem Ekonomi
d.
Sistem Politik
4.
Yang bukan merupakan 3 persoalan pokok ekonomi….
a.
What
b.
How
c. When
d.
For whom
5.
Cara pemerintah dalam mengendalikan sistem
ekonomi Indonesia….
a.
Membiarkan pengangguran bertambah banyak
b.
Membuka lapangan kerja dan mengatur prioritas
tempat usaha
c.
Mengatur upah minimum bagi pekerja, agar
memenuhi standard kehidupan minimum yang layak.
d. B dan C benar
6.
Pada tahun keberapakah bangsa Mohn Kmer dari
daratan Tiongkok masuk ke Indonesia….
a.
1000 sampai 2000 sebelum masehi
b.
2000
sampai 3000 sesudah masehi
c.
1990 sesudah masehi
d.
4000 sebelum masehi
7.
Sebutkan peraturan yang dibentuk oleh VOC….
a.
Rakyat Maluku dilarang menjual rempah-rempah
kecuali VOC
b.
Jumlah tanaman rempah-rempah ditentukan oleh VOC
c.
Tempat menanam rempah-rempah juga ditentukan
oleh VOC
d. Benar semua
8.
Sistem tanam paksa yang
mewajibkan setiap desa menyisihkan sebagian tanahnya untuk ditanami tanaman
komoditi ekspor. Merupakan pengertian dari….
a.
Cultuurstelsel (Cultivation System)
b.
Sistem tanam paksa
c.
Sistem ekonomi kapitalis
liberal
d.
Salah semua
9.
Pada
masa apa Indonesia mengalami inflasi yang sangat tinggi….
a.
Masa
pendudukan jepang
b.
Masa
orde baru
c.
Masa orde lama
d.
Masa
pra-sejarah
10.
Siapakah
presiden di Indonesia yang mengawali masa reformasi….
a.
Susilo
Bambang Yudhoyono
b.
Megawati
Soekarnoputri
c.
B.J Habibie
d.
Soeharto
11.
Segala sesuatu yang muncul
secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada
umumnya. Merupakan pengertian dari….
a.
Sumber
Daya Manusia
b.
Sumber Daya Alam
c.
Komponen
Biotik
d.
Komponen
Abiotik
12.
Apa
saja yang termasuk Komponen Abiotik….
a.
Hewan
b.
Tumbuhan
c.
Minyak Bumi
d.
Mikroorganisme
13.
Sumber
Daya Alam yang tidak dapat di perbaharui….
a.
Emas
b.
Sinar
Matahari
c.
Air
d.
Tumbuhan
14.
Tujuan
kebijakan Sumber Daya Alam….
a.
Untuk
keperluan sepihak
b.
Untuk kemakmuran seluruh masyarakat
c.
Menempatkan sumberdaya alam hanya sebatas
komoditi yang diorientasikan untuk memenuhi kepentingan pasar
d.
Salah Semua
15.
Kerugian
atas penguasaan asing dalam Sumber Daya Alam Indonesia….
a.
Sumber
Daya Alam Indonesia murni dikuasai oleh masyarakat Indonesia
b.
Perekonomian Indonesia dikuasi oleh bangsa
asing
c.
A
dan B benar
d.
A
dan B salah
16.
Jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai
barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi, adalah
pengertian dari….
a.
Pertumbuhan Ekonomi
b. Produk Domestik Bruto
c.
Pendapatan Nasional
d.
Salah semua
17.
Proses kenaikan output perkapita yang terus
menerus dalam jangka panjang, adalah pengertian dari….
a. Pertumbuhan Ekonomi
b.
Produk Domestik Bruto
c.
Pendapatan Nasional
d.
Salah semua
18.
Pertumbuhan
Ekonomi bersumber pada….
a.
Permintaan
Agregat (AD)
b.
Penawaran
Agregat (AS)
c.
Salah
Semua
d.
Benar Semua
19.
Dibawah
ini merupaka keuntungan dari Pertumbuhan Ekonomi, kecuali….
a.
Menurunnya
tingkat kemiskinan
b.
Menciptakan
Lapangan kerja
c.
Meningkatnya tingkat pengangguran
d.
Pertumbuhan
jumlah pekerja yang cepat dan merata
20.
Faktor-faktor
yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi, antara lain….
a.
Adanya
pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah
b.
Produktivitas
tenaga kerja per sector secara keseluruhan
c.
Terbukanya
perdagangan luar daerah dan luar negri melalui ekspor impor
d.
Benar semua
Komentar
Posting Komentar